29 April 2009

Wrong Perception (cognitive models) –PHOBIA-


Trans7, Kamis, 27 Maret 2008

(waktu penayangan 17:00-17:30 WIB)

Jenifer (Female, 23 tahun) warga negara bagian California mempunyai masalah ketakutan yang amat sangat terhadap hiu (menurut saya ini perilaku Abnormal, karena berlebihan). Ia akan langsung menghindar, karena muncul rasa takut yang amat sangat, jika:

ø Melihat gambar/photo hiu. Apalagi yang berukuran besar

ø Melihat Air dalam jumlah besar (semisal kolam, pokoknya yang berkaitan dengan hiu à lautan) yang terlihat biru, apalagi di malam hari. Jenifer paling anti mandi di kolam renang, apalagi malam hari dan jika sendiri.

ø Boneka-boneka hiu, pernak-pernik hiu dan segala yang berhubungan dengan hiu.

Kemudian Ia dating kepada salah seorang Therapist di salah satu klinik terapi terkenal di California. Dalam proses wawancara, ternyata diketahui bahwa penyebabnya adalah :

Pada saat umur Jenifer 6 tahun, Ia diajak oleh kakaknya pergi ke bioskop untuk menonton film JAWS (film yang menghadirkan keganasan hiu)”

Sejak saat itu, terpatri di otaknya bahwa hiu itu menyeramkan, menakutkan, berbahaya, pembunuh kejam dan musuh umat manusia. Masalah muncul beberapa saat setelah Ia menonton film JAWS. Dari sejak umur 6 tahun sampai sekarang (23 tahun) ia tidak pernah lagi melihat hiu dalam bentuk apapun (gambar, film, iklan, dsb).

Proses Terapi

  1. Pertemuan pertama, Jenifer bersama therapist berada di tempat khusus dengan segala pencahayaan yang mirip seperti di sekitar laut (biru dan gelap dan juga ada baying-bayang gelombang ombak-ombak laut). Setelah membuka pembicaraan beberapa menit, Therapsit memberi selembar photo kecil yang bergambar hiu. Reaksi pertama yang di munculkan Jenifer adalah kaget dan langsung membuang photo itu. Setelah itu kain-kain yang tadinya penuh menutupi tembok-tembok, langsung dibuka dan ternyata isinya adalah gambar dan photo hiu mulai dari ukuran kecil, sedang, besar dan sangat besar. Respon Jenifer waktu itu langsung berteriak, menutup mata (seperti anak kecil menangis) menjerit-jerit dan meneriakkan kata-kata kasar khas orang amerika, berkeringat dan bersikeras ingin keluar dari ruangan itu. Namun setelah Therapist memberikan pengertian, Jenifer akhirnya memberanikan diri sedikit demi sedikit untuk membuka matanya dan melihat gambar-gambar hiu disekelilingnya alaupun dalam keadaan tidak tenang dan nafas yang tidak treratur (sepertti kecapaian).

Setelah prose situ yang hamper memakan waktu 1,5 jam dan beristirahat selama 30 menit, Jenifer dan Therapist kembali masuk dan melakukan sesi kedua. Dengan cara menyalakan monitor berukuran besar yang didalamnya menyangkan hiu yang sedang berenang, berhgerak-gerak mengitari kamera, seperti menyerang, dan gerakan khas hiu lainnya. Yang terjadi ialah Jenifer melakukan hal-hal seperti poin diatas (respon yang diberikan sama) tetapi dengan aksi/penolakan/penhindaran yang lebih kuat dan lebih berkeringat, sesak nafas, menagis kencang dan sempat menutup mata beberapa detik.Namun lagi-lagi setelah beberapa waktu ia akhirnya bisa menerima itu dan bahkan menyentuh layer monitornya. Membutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk melakuakan prose situ semua.

  1. Pertemuan kedua, Jenifer dan Therapist berada di tempat yang ada kolam renangnya dan pada saat malam hari. Jenifer dipersilahkan turun ke kolam (berenang), awalnya menolak, namun setelah di beri pengertian, akhirnya ia mau. Pertama, berdada dalam kolam selama 10 menit. Respon yang diberikan Jenifer seakan dia tidak tenang didalam kolam itu selalu merapat ke pinggir kolam dan memegang besi pegangan. Setelah itu berhasil, Jenifer kemudian di tinggal pergi oleh Therapist dan berada sendirin di kolam. Pada awalnya menolak dengan memaksa, namun setelah perlahan-lahan diberi pengertian dan tarik-ulur yang cukup a lot, akhirnya Jenifer bersedia. Terlihat jelas dari monitor pengintai bahwa Jenifer sangat tidak nyaman berada di air pada malam hari sendiri pula. Proses kedua, Jenifer ditinggal selama 20 menit dan kemudian berhasil.
  2. Pertemuan ketiga (terakhir). Inilah pertemuan yang amat mengejutkan Therapist dan juga saya sebagai Observer. Jenifer diajak oleh Therapist ke sebuah tempat penangkaran hiu yang cukup besar di California. Dalam perjalanan menuju pengangkaran Jenifer masih terlihat takut untuk melihat photo/gambar dan tayangan-tayangan yang menyangkut hiu. Ketika sudah sampai di tempat penangkaran, sang pawang hiu sedang memegang dan menggendong anak hiu yang masih kecil di sebuah kolam renang kecil. Awalnya Jenifer menghindar dengan bahsa tubuhnya. Namun, beberapa saat setelah diberi pengertian dan bujukan oleh sang ahli hiu, akhirnya untuk yang pertama kalinya dalam hidup Jenifer, Ia mampu memegang dan mengelus-elus tubuh anak hiu itu. Dan setelah membutuhkan waktu yang tidak lama akhirnya Jenifer berani turun ke kolam dan menggendong anak hiu tersebut. Kemudian meningkat dengan ukuran hiu yang lebih besar dari itu dan selanjutnya terus hingga ukuran hiu yang hamper sama dengan manusia. Hal yang mengejutkan adalah Jenifer tampak antusias dan menikmati kebersamaannya dengan para hiu itu.

Kesimpulan

Ternyata, proses terapi itu tidak terlalu membantu Jenifer dalam menyembuhkan ketakutannya, terapi itu hanya menghantarkan pemahaman dan pengertian yang baik (Persepsi yang benar) terhadap hiu yang sebelumnya dimata Jenifer adalah mahkluk yang sangat kejam. Apa yang didapat Jenifer dari film JAWS adalah suatu error dalam mempersepsikan hiu, karena umurnya yang baru 6 tahun.

Pesan: hati-hatilah terhadap apa yang di tonton oleh anak-anak.

Sumber:

Tayangan Trans7 (kamis, 27 maret 2008 pukul 17:00-17:30)

www.trans7.co.id

2 komentar:

Unknown says:
at: March 1, 2011 at 8:56 PM said...
This comment has been removed by the author.
isma
at: March 1, 2011 at 9:02 PM said...

coba ada foto jeniffer ma hiunya pasti lebih menarik . . . .

terapi kan memang digunakan untuk mengubah persepsi orang . . .

Theme images by andynwt. Powered by Blogger.

Blogger templates

 

© Kehidupan, All Rights Reserved
Design by Dzignine and Conceptual photography