27 September 2012

Setitik Cahaya untuk Kehidupan


 sumber gambar dari --> Sini


Sore itu, tanggal 17 juni 1988, Desaku diguyur hujan yang begitu lebat. Masyarakat kebanyakan mengurung diri dirumah masing-masing karena hujan disertai angin dan petir yang dahsyat. Lebih baik berdiam diri atau memilih tidur mungkin pikir mereka. Tapi di rumahku sedang begitu banyak orang, mereka adalah keluargaku dan saudara-saudaraku. Karena sedang terjadi momen penting yang sangat bersejarah dalam hidupku, yaitu lahirnya aku ke dunia ini. Momen penting antara hidup dan mati Ibuku, juga hidupku. Bu Bidan Sumi yang membantu Ibuku melahirkan dengan sigap menangani segalanya. Ia dibantu seorang assisten, memerintah mengambil ini itu, sementara riuh rendah gaduh dan perasaan cemas begitu terasa di ruang tamu tempat berkumpulnya keluargaku. Ketika tiba-tiba beberapa saat lagi Bidan Sumi mengeluarkan Aku, waktu itu tepat sedang memegang kepalaku, tiba-tiba “prrrtt..” lampu mati, suasana menjadi gelap, riuh rendah di luar semakin gaduh, teriakan ibu-ibu dan wanita memenuhi rumahku. Ternyata listrik padam. Namun beruntung, Bidan Sumi yang telah berpengalaman membantu proses persalinan di Desaku akhirnya bisa dengan hati-hati mengeluarkan aku ke dunia yang indah ini.


***


Jakarta, 12 Agustus 2011. Tepat hari ini aku aku akan dioperasi di salah satu rumah sakit kecil di kota yang besar ini. Tepatnya pukul 11.00 WIB siang. Aku akan menjalani operasi Sinusitis. Operasi ini dilakukan dengan memasukan beberapa peralatan kedalam hidung. AKu memang sudah sejak lama mengidap suatu penyakit dalam hidungku yang sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Sehingga setelah beberpa kali aku mengkonsumsi obat saja, akhirnya Dokter menyarankanku agar melakukan operasi. Waktu menunjukan pukul 10.45 WIB, aku ditemani suami tercinta yang sudah sejak tadi menunggu Dokter yang akan menangani proses persalinan operasi sinusitisku. Lalu tiba-tiba “JZZzzz..” terdengar seperti suara mesin mati. Ternyata listrik padam. Aku berpikir, “ah mungkin hanya sementara..”. lalu aku lanjutkan obrolan dengan suamiku. Namun anehnya, sampai pukul 11.00 WIB tidak ada suster ataupun petugas Rumah Sakit yang mendatangiku. Dengan sigap suamiku menghampiri para petugas itu. Setelah beberapa menit suamiku kembali dan mengatakan kalau sedang ada pemadaman bergilir di kota ini. Baru bisa kembali menyala pukul 17.00 WIB. “Apa tidak ada Genset?” tanyaku heran. “Mereka bilang Gensetnya sedang dalam perbaikan..” kata suamiku lembut. Hmmh. Pada akhirnya operasi sinusitisku dilakukan esok harinya karena harus menyesuaikan jadwal Dokternya. Dalam benakku, “untung hanya aku yang mengalami penundaan operasi karena Pemadaman listrik GILIRAN ini. Bagaimana jika itu dialami oleh pasien-pasien lain yang akan, atau malah sedang melakukan operasi besar yang taruhannya adalah nyawa?”. Hmmh.
***


Listrik sudah menjadi bagian dari hidup manusia. Noah bilang “separuh aku dirimu”. Aktivitas apapun pada zaman ini membutuhkan energy listrik, dari aktivitas seperti mencharge Handphone sampai proses pembuatan kerangka mobil semuanya menggunakan energy listrik. Dari memasak sampai aktivitas rapat di gedung DPR juga membutuhkan energy listrik. Namun apa jadinya ketika pelayanan penggunaan sumber energy listrik ini lemah? Maka kisah-kisah seperti diatas akan sering terjadi dan bukan tidak mungkin bisa berujung kepada kematian?. Maka dari itu ketika komitmen PLN yang baru dengan tag line besarnya menyatakan “menjalankan praktek penyelenggaraan korporasi yang bersih dan bebas dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, sekaligus menegakkan Good Corporate Governance (GCG) dan anti korupsi dalam penyediaan tenaga listrik bagi masyarakat” maka saya sebagai masyarakat Indonesia yang juga pengguna listrik yang taat sangat gembira. Karena pada dasarnya praktek korupsi dimanapun akan sangat merugikan pihak siapapun, baik itu lembaganya, karyawannya, pelayanannya hingga fasilitas dan utilitesnya sampai ke pelanggannya pun akan terkena dampak buruk dari korupsi. Bayangkan ketika korupsi sudah masuk ke wilayah PLN, maka aktivitas kerja disana akan amburadul. Karyawan atau pun pimpinan akan setengah-setengah melakukan tugasnya karena orientasinya bukan lagi pelayanan tetapi hanya UANG dan KEUNTUNGAN. Karyawan akan santai, leha-leha, mungkin malah facebook-an atau main game di komputer ketika jam kerja. Pun ketika akan membeli peralatan-peralatan baru yg dibutuhkan. Ketika korupsi sudah mendarah daging, bukan tidak mungkin peralatan yang dibeli berkualitas KW 3 atau rendahan karena para pimpinannya sibuk menghitung keuntungan dari proyek pengadaan fasilitas tersebut.

Maka sekali lagi, ketika sebuah lembaga, apalagi lembaga milik Negara yang tugasnya adalah melayani masyarakat, yang dibutuhkan adalah orang-orang yang berdedikasi tinggi pada tugas, loyal pada lembaga, soleh atau berprilaku mulia, berkeyakinan kuat terhadap kebaikan, sehingga praktik korupsi akan sulit masuk ke orang-orang tersebut. Sehingga nantinya pelayanan bagi masyarakat akan sesuai tujuan PLN  semula.

.

Saya, kami, sebagai masyarakat pengguna listrik yang taat, mengharapkan kinerja PLN sekarang semakin baik dan bebas dari praktik korupsi. Kami mengharapkan dari semua jajaran di PLN agar sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya, karena itu adalah tugas Negara, bukan tugas main-main. Ketika Anda semua (jajaran PLN dari karyawan sampai Direksi) main-main atau tidak serius dalam melaksanakan tugas itu, untuk apa dahulu anda mengirim aplikasi surat lamaran kerja ke PLN dan dibawah undang-undang / peraturan atau mungkin sumpah jabatan Anda akan bertugas dengan baik penuh tanggung jawab?.

.


Semoga dengan cerita diatas dan sedikit tulisan ini dapat memberi setitik harapan agar bangsa yang besar ini memiliki lembaga yang juga besar, baik itu dari segi kuantitasnya mapun kualitasnya. Saya harap itu ada di PLN.

16 komentar:

Unknown says:
at: September 28, 2012 at 6:38 PM said...

wah flshback ke masa lalu, keren banget nih postingannya ^_^

GCG Untuk PLN, Harapan Kami

Nasih Ilwani says:
at: September 29, 2012 at 6:59 AM said...

@ Kaharuddin: iya makasih ;)
beberapa terinspirasi kisah nyata & memang PLN harus memperhatikan riak-riak kecil ini agar tak menjadi jutaan buih yg mematikan.

siap ke TKP Link nya gan --> http://www.wpkahar.com/2012/09/gcg-untuk-pln-harapan-kami-aku-kamudia.html

Cepy HR says:
at: September 29, 2012 at 9:54 AM said...

Pengalaman dan obeservasi, mantap. Semoga menang sob :)

Nasih Ilwani says:
at: September 29, 2012 at 11:37 AM said...

@ Cepy: Oke makasih Sob :D
yang penting Direksi PLN bisa baca tulisan ane jadi betapa pentingnya listrik di Negeri Kita ini :)

a says:
at: September 29, 2012 at 3:29 PM said...

nice post.. moga cepet sembuh hehehehe

Nasih Ilwani says:
at: September 29, 2012 at 10:29 PM said...

@ a : udah sembuh gan ;)

itu kan taon 2011 :D

Fathurrohman says:
at: September 29, 2012 at 10:40 PM said...

Sebenarnya listrik kagak penting,,,Saia biasa gak pakai listrik,,,saia biasa pakai neon bukan listrik..

Nasih Ilwani says:
at: September 29, 2012 at 10:53 PM said...

@ fathurrohman : ya yg penting listrik alami (murni) juga gapapa.. kaya susu Murni itu lho :D

dzulfadlie says:
at: September 30, 2012 at 11:37 AM said...

Listrik sangat penting,,, tapi masih banyak desa2 yang belum teraliri listrik...

Nasih Ilwani says:
at: September 30, 2012 at 11:44 AM said...

@ dzulfadlie : maka dari itu, buat lah runtutan HARAPAN untuk PLN dan buat lah tulisannya serta kirimkan ke PLN :D

Folly Akbar says:
at: September 30, 2012 at 1:21 PM said...

yang penting, listrik jgn naik. kasian rakyat kecil.

agoengsang says:
at: September 30, 2012 at 9:31 PM said...

keren.. nice share sob :D

Anonymous
at: October 3, 2012 at 7:15 PM said...

nice share gan ;)

semoga Direksi PLN baca tulisan ente :D

Nasih Ilwani says:
at: October 6, 2012 at 1:18 AM said...

@ Agoeng : Thanx Sob :D

@ Anon : iya gan makanya doain menang biar dibaca direksi :D

Nuzul Romadona says:
at: October 19, 2012 at 7:44 PM said...

Keren nih tulisannya... :D

Aku juga ikutan kontes blog ini lhoo...
Ditunggu kunjungan baliknya yaa... :)
Di http://www.nuzulromadona.com

prillalalalala says:
at: October 21, 2012 at 8:36 PM said...

harapannya sih bukan cuma pada PLN. tapi instansi lainnya juga berbenah sedikitlah. kalo melakukan pemadaman bergilir juga diperhitungkan. jangan terlalu lama gitu. banyak yang perlu dibenahi sebenarnya. diperhatikan lagi kepentingan konsumen, kami juga kan bayar

Theme images by andynwt. Powered by Blogger.

Blogger templates

 

© Kehidupan, All Rights Reserved
Design by Dzignine and Conceptual photography